Cerita Pertama Kali Touring Sendiri Dengan Vespa Tua
Saya rasa tidak semua orang berani untuk mengendarai Vespa dalam jarak yang lumayan jauh, karena tahu sendiri Vespa adalah motor yang yang suka banyak ceritanya, bukan hanya cerita suka tapi juga cerita duka.
Bahkan saya juga sempat bercerita di blog ini, ketika pertama kali menggunakan Vespa. Saat itu yang terjadi adalah setiap berhenti di lampu merah Vespa yang saya kendarai selalu mogok atau tiba-tiba mati.
Mungkin itu karena baru pertama kali sehingga tangan kiri yang digunakan untuk menekan kopling dan mengoper gigi Masih belum luwes.
Saya salut dengan mereka yang berani seorang diri menjelajahi negeri dengan menggunakan Vespanya. Ya Walaupun memang benar pasti di setiap daerah ada pengendara Vespa yang bersedia membantu ketika tak ada Vespa lain dari luar daerah, karena vespa terkenal dengan rasa persaudaraan nya.
Sebenarnya ingin suatu saat nanti berpergian dengan jarak yang lumayan jauh, melintasi berbagai pulau di Indonesia dengan menggunakan Vespa.
Tentu perlu persiapan yang cukup matang bukan hanya sekedar materi, tapi juga mental dan juga fisik yang kuat supaya bisa terus untuk melanjutkan perjalanan.
Untuk sekarang ini jangankan antar pulau masih dalam satu daerah saja ketika Vespa mengalami trouble mesin, hal itu sudah lumayan membuat mental menjadi drop.
Pernah mencoba beberapa kali untuk antar kota antar provinsi seorang diri dengan menggunakan Vespa.
Dan itu juga lumayan berkesan lumayan bisa membuat cerita yang akan terkenang hingga nanti di kemudian hari.
Paling tidak skill untuk bongkar mesin dan hal-hal sepele tentang Vespa apa harus sudah dipahami, supaya nanti ketika trouble di jalan dan kebetulan tidak ada orang yang membantu itu maka diri sendiri lah yang bisa mandiri untuk menangani situasi dan kondisi.
Singkat cerita di sini saya akan berbagi pengalaman, bercerita tentang Ketika saya mencoba berkelana dengan Vespa antar kota antar provinsi seorang diri.
Pengalaman Touring Sendiri Pakai Vespa
Beberapa bulan sebelumnya Saya sempat bongkar mesin dengan durasi yang cukup lama karena dibongkar sendiri.
Saat itu yang bermasalah terletak pada bagian gigi kapak atau as selah yang patah. Sehingga mau atau tidak mau hal yang harus dilakukan untuk memperbaiki nya adalah dengan cara membongkar mesin. Karena masalah berada di dalam.
Bongkar-bongkar sendiri, cuma bermodalkan referensi dari internet, setelah beberapa minggu akhirnya mesin kembali bisa ke rakit dan dan kembali menempel di body Vespa.
Nah, akhirnya rasa penasaran pun muncul, Apakah saya berani untuk membawa mesin rakitan sendiri untuk pergi dengan jarak yang lumayan jauh?
Daripada penasaran waktu itu tanpa berpikir panjang akhirnya saya mempunyai tujuan untuk pergi ke daerah Wonosobo dan berangkat dari Jogja seorang diri hanya untuk mengetes keberanian saya menaiki Vespa apa yang baru saja selesai diperbaiki sendiri.
Dari Jogja Sampai Kledung Wonosobo
Dari Jogja berangkat, sampai di daerah Magelang. Di sana saya Mengisi bensin kurang lebih Rp20.000 sekalian mengetes irit nggak nya Vespa yang sedang saya tunggangi saat itu.
Tujuan saya waktu itu adalah Wonosobo tepatnya ke Gunung Sikunir untuk camping di Telaga cebong. Sudah sekalian membawa perlengkapan camping yang lumayan lengkap.
Waktu itu saya lewat jalur di daerah Parakan kemudian naik diantara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
Tapi kebetulan hujan deras pun datang tiba-tiba dari langit, dan dari arah Wonosobo juga terlihat awan hitam cukup menutupi kota tersebut.
Untuk sampai ke daerah situ, sebenarnya Vespa masih baik-baik saja. Tapi yang bermasalah adalah tekad dan mental saya yang masih belum cukup berani untuk terus melanjutkan perjalanan.
Berhubung hujan lumayan deras, Akhirnya saya berteduh di depan sebuah toko yang menghadap langsung ke arah Gunung Sumbing yang saat itu walaupun sedang hujan, tapi kadang sesekali gunung tersebut menampakan kemegahan dan keelokan nya.
Putar Balik Arah Pulang
Akhirnya dengan pertimbangan yang lumayan matang, lebih tepatnya tekad dan mental masih lemah, Saya memutuskan untuk putar arah alias pulang.
Walaupun pulang namanya berkendara dengan Vespa pasti ada saja cerita yang diciptakan. Karena ada Vespa ada cerita.
Bertemu Vespa Trouble Di Jalan
Ketika menuruni turunan di daerah Garung sebelum masuk ke daerah Parakan Temanggung, saya menjumpai seorang pengendara Vespa yang waktu itu berhenti di pinggir jalan.
Berhubung saya waktu itu menggunakan Vespa, Akhirnya saya bertanya tentang apa yang sedang terjadi dengan Vespanya.
Ternyata ring lampu depan Vespa miliknya jatuh dan ketika saya tawari untuk membantunya, ternyata beliau lebih memilih untuk menangani seorang diri dan saya disuruh untuk melanjutkan perjalanan saja karena itu adalah masalah yang simpel dan sepele.
Salah Lewat Jalur Satu Arah
Akhirnya lanjut perjalanan, sampailah di daerah Parakan. Di sana ternyata ada satu jalur yang saya lupa ternyata jalur tersebut adalah jalur satu arah.
Setelah beberapa kali diperingatkan orang, Akhirnya saya baru sadar dan dan tentu memutuskan untuk putar balik ke jalur yang benar sebelum ada peluit polisi yang terdengar.
Lanjut perjalanan pulang lagi sampailah saya di perempatan yang di situ itu bingung arah.
Sempat ada sebuah plang yang bertuliskan kalau lurus ke arah kota dan kiri ke arah Semarang dan Magelang.
Mengikuti Plang Malah Tersesat di Jalan
Berhubung Tujuan saya pulang ke Jogja, Akhirnya saya mengikuti arah plang yang menuju ke arah Magelang Semarang.
Tanpa diduga tanpa dikira saya mengikuti jalur itu dan semakin lama semakin jalanan sepi sedikit kendaraan.
Yang cukup membuat khawatir adalah waktu itu isi tangki bensin yang sudah hampir habis.
Dan benar saja ketika menaiki tanjakan tiba-tiba mesin Vespa berhenti. Untungnya kurang lebih 50 meter sebelum Vespa mogok di situ ada penjual bensin eceran.
Dan Sambil isi bensin sambil bertanya arah ke Magelang. Ternyata memang saya tersesat lumayan jauh. Bukannya semakin dekat dengan tujuan pulang malah semakin jauh.
Setelah bertanya akhirnya ternyata jalur yang saya lewati salah, kalau saya lewat jalur itu terus maka nanti sampainya bakal di daerah Sumowono Semarang, padahal bukan itu Tujuan saya.
Jalan Tengah Hutan dan Cukup Sepi
Akhirnya putar balik mengikuti arahan penjual bensin tadi. Dan ternyata kali ini jalan yang saya lewati merupakan jalan di tengah-tengah hutan, yang di situ tidak ada pemukiman penduduk, dan jalannya lumayan sepi hanya sedikit sekali kendaraan lain yang saya jumpai.
Yang membuat saya lumayan takut adalah ah waktu yang sebentar lagi bakal gelap, karena waktu melewati jalan itu sudah pukul 5 sore.
Syukur nya setelah di perjalanan membaca doa yang lumayan lama, tibalah saya di tempat yang lumayan banyak penduduk dan lebih ramai orang tentunya. Di situ sekejap rasa takut saya luntur karena melihat banyak orang.
Dari daerah situ Entah bagaimana Tembusnya bisa ke ke daerah Grabag Magelang yang saya sudah hafal jalurnya sehingga tinggal lanjut lagi menuju ke arah pulang.
Nah itu tadi sedikit cerita saya walaupun masih antar kota antar provinsi tetapi ketika melewati jalur yang sama sekali belum pernah melewatinya saja sudah lumayan membuat jantung berdebar.
Semoga nanti bisa dapat rezeki lebih dan juga mental dan tekad yang lebih kuat supaya bukan sekedar antar kota antar provinsi tapi antar pulau untuk menjelajah Indonesia menggunakan Vespa. Semoga bisa terlaksana amin.