Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keluh Kesah Hidup Di Jogja yang Semakin Hari Semakin Ramai Saja

Saat musim liburan sudah tiba, Jogja merupakan salah satu tujuan utama para wisatawan untuk mengisi waktu liburnya, menikmati berbagai macam destinasi wisata yang ada.

Berhubung saya tinggal di Jogja, jadi tahu bagaimana ramainya plat kendaraan dari luar provinsi yang memadati jalanan yang ada di Jogja. 

Ditambah sekarang sudah ada jalan tol, yang tentunya akan mempermudah akses dan mempersingkat waktu para wisatawan untuk berkunjung ke tempat yang memiliki julukan kota gudeg ini.

Di hari hari biasa, kendaraan dari luar provinsi umumnya hanya ada beberapa plat AD atau AA saja yang  bersliweran di jalanan daerah jogja. Tapi saat musim liburan telah tiba, plat L, B, W, H dan lainya tampak terlihat jelas meramaikan jalanan Jogja.

Ya mungkin memang seperti itulah daya tarik dari provinsi ini. Mulai dari wisata alam sampai wisata kuliner semua lengkap di sini.


Jogja semakin ramai saja

Memang makin kesini semakin banyak orang yang bertempat tinggal di Jogja dan mayoritas juga memiliki kendaraan pribadi. Katakanlah jika dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu, akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan sekarang ini.

Sawah sawah yang dulunya masih terhampar luas, sekarang sudah banyak yang beralih menjadi pemukiman, pabrik, dan juga diuruk untuk menjadi jalan tol.

Apakah ini sesuatu yang bagus atau buruk?

Ya kalau pertanyaannya seperti itu, pasti akan ada sisi positif dan negatifnya. Silahkan dipikir sendiri. Mungkin hanya waktu yang akan menjawabnya nanti.

Banyak jalan baru melupakan jalan lama

Bahkan sampai tulisan ini ditulis, masih banyak proyek pembuatan jalan yang masih dalam proses pengerjaan. 

Sayangnya masih banyak jalan lama yang kondisinya cukup memprihatinkan. Mulai dari aspal berlubang, aliran air saat hujan malah mengalir ke jalan, dan lampu yang masih kurang untuk penerangan di malam hari.

Padahal salah satu indikator seseorang merasa nyaman tinggal di suatu daerah salah satunya adalah akses dan kondisi jalan, yang itu akan sangat berpengaruh di sektor-sektor lainnya.

Walaupun jika dibandingkan dengan daerah lain, pasti ya ada saja tempat yang memiliki akses jalan yang tidak lebih baik dari sini.

Tapi apa salahnya sebagai rakyat biasa yang sekarang apa apa dikenakan biaya pajak mengharapkan sesuatu yang lebih baik.

Masalah Sampah Seperti tidak pernah ada penyelesaiannya 

Entah kenapa masalah Sampah ini seperti tidak pernah ketemu jalan keluarnya. Fasilitas umum pembuangan sampah minim apalagi tempat pengolahan juga sangat amat terbatas.

Masyarakatnya juga sembarang asal lempar, buang ke jalan atau sungai yang penting sampah di tempat tinggalnya hilang. 

Padahal sejak dari kecil kita diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Tapi mengapa ketika sudah besar kenapa kita malah tidak besikap tidak dewasa dengan membuang sampah sembarangan begitu saja.

Sayangnya kita tidak ditanamkan mindset untuk mengolah sampah. Kita hanya diajarkan untuk memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain, ya bahasa lainnya yaitu tadi adalah membuang sampah.

Tapi ya bagaimana, kembali lagi ke poin di atas tadi. Semua seperti mata rantai yang saling terikat satu sama lain. Dan dampaknya akan kembali kepada kita sendiri lagi juga.


Ya, mungkin itu tapi keluh kesah saya hidup dan tinggal di Jogja beberapa tahun belakangan ini.
Walaupun di daerah lain kurang lebih sebenarnya tidak jauh berbeda juga. Pasti ada saja keluhan yang mengganjal di hati. Daripada hanya terpendam lebih baik diungkapkan, salah satu ya lewat media tulisan ini. 

Tapi, jika dibandingkan dengan dengan enaknya. Jogja masih terbilang cukup nyaman untuk ditinggali. Apalagi bagi mereka yang berpenghasilan besar.

Fasilitas umum cukup lengkap, belanja dari pasar tradisional sampai mall besar cukup banyak, Sekolahan lengkap dari kb sampai perguruan tinggi ada semua, wisata alam, kuliner, belanja tak bisa dipungkiri banyak yang suka.

Nah itulah tadi sedikit banyak uneg uneg dan rasa bangga tinggal dan hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta.